Jangan bingung dengan judul ini ya? Ini baru konsep yang mungkin bisa menjadi pertimbangan pemerintah daerah dan Dinas Pariwisata.
Kami berangan-angan kalau Kademangan ada rumah tempo dulu, wao........keren. Jadi terkenal ni Kademangan yang hanya sebuah desa di Kabupaten Blitar berada di selatan Sungai Brantas. Orang desa biasa menyebut Kademangan dengan Demangan. Kok begitu ya.
Alkisah menurut informasi dari Bapak Lurah Kademangan bahwa nama Kademangan itu bermula dari adanya pelarian prajurit Kerajaan Mataram karena kalah perang.
Begini inti ceritanya.
Sebelum menjadi Kelurahan Kademangan ada sebuah desa yang disebut Kademangan. Desa ini dipimpin secara turun-temurun oleh tetua desa. Desa ini dibentuk oleh sekumpulan orang Mataram yang merupakan pelarian dari pasukan Kerajaan Mataram akibat mengalami kekalahan perang. Mereka menyelamatkan diri pergi ke Jawa Timur kemudian menetap di sebuah hutan. Mereka membuka hutan dengan anggota 93 orang yang dinamakan kuli gogol. Yang memimpin pembukaan hutan tersebut adalah Pak Sodromo, Pak Kayin, Pak Cokrokusumo, dan Pak Demang Simpang. Desa tersebut dikepalai oleh seorang demang sehingga pada akhirnya pada tahun 1810 disebutlah desa tersebut Desa Kademangan. Yang pada akhirnya ditengarahai sebagai berdirinya Desa Kademangan.
Masyarakat pada zaman itu masih menganut animisme yaitu menyembah batu besar atau kayu besar. Bukti peninggalan budaya animisme yang sekarang masih ada di Kademangan yaitu orang sesaji atau nyadran di Ganyangan yang disebut “ Mbah Gadung Melati” yang tepatnya di wilayah Rt.03 Rw 03 Kademangan dengan juru kunci Mbah Rakidi. Budaya tersebut masih berjalan sampai sekarang yang dilakukan setiap hari Jumat Legi dan saat bersih desa.
Bertolak dari sejarah berdirinya Kelurahan Kademangan itulah, kami yakin bahwa masih ada dokumen-dokumen yang berhubungan dengan keadaan Kademangan jaman dulu. Kalaupun tidak, bisa mencari gambaran informasi keadaan Kademangan jaman dulu dari orang-orang yang mengetahui. Dari informasi ini bisa dibuatkan lukisan yang menggambarkan Kademangan jaman dulu. Bisa juga mencari data-data yang tersimpan di musium. Sayang kan kalau tidak diabadikan?
Rumah Kademangan tempo duloe, digunakan sebagai ruang pamer lukisan atau foto-foto Kademangan jaman dulu yang diwadahi pigora dan ditempelkan di dinding. Di sisi kiri dan kanan ruang dipajang barang-barang kuno yang sebentar lagi akan musnah. Misalnya lesung, dandang dari kuningan, kukusan, siwur, ani-ani, kepis, wuwu, rinjing, luku, garu, cikar, dan lain-lain. Barang-barang tersebut sudah tergantikan dengan bahan dari plastik, alumunium, dan traktor. Untuk luku dan garu lebih indah kalau dibuatkan replika sapi yang menarik luku/garu. Ini akan menambah kekhasan rumah Kademangan Tempo Doloe. Barang-barang yang dipajang diberi pembatas pagar.
Untuk melengkapi kekhasan Rumah Kademangan Tempo duloe, di bagian belakang ruang ada panggung petunjukan. Di panggung itu disediakan seperangkat gamelan. Wisatawan disamping menikmati pajangan benda-benda jaman dulu, bisa belajar nabuh gamelan. Sebagai upaya melestarikan seni tradisional, di panggung tersebut pada hari-hari tertentu dipentaskan seni tradisional seperti jaranan, tanjidor, dan kentrung. Usaha ini dilakukan untuk melestarikan kesenian tradisional, mengenalkan pada generasi muda, dan mencintai budaya sendiri.
Dengan begitu ketika wisatawan berkunjung ke Kademangan tidak hanya ke Kampong Coklat saja tetapi ada obyek lain yang menarik. Selain itu wisatawan bisa menambah pengetahuan tentang sejarah Kademangan dan benda-benda kuno yang sudah tidak dikenalnya.
Dengan demikian orang yang berkunjung ke Kademangan tidak berfikir hanya desa kecil yang hanya terkenal dengan peternakan saja. Yang pada akhirnya Rumah kademangan tempo Dulue bisa sebagai ikon wisata kebanggaan. Tentu bukan hanya itu. Masih banyak potensi yang dapat dikembangkan sebagai obyek wisata. Tak pelak, Rumah Kademangan Tempo Dulue menjadi salah satu alternatif dalam mengenal dan memahami sejarah bangsa Kademangan di samping sebagai wisata edukasi. Untuk menambah kesan pedesaan, transportasi ke lokasi wisata sebaiknya menggunakan andong wisata karena di Kelurahan Kademangan masih banyak andong.